Pages

Subscribe:

Senin, 07 Juni 2010

Kepemimpinan Sayyidina Umar r.a



Dalam konteks sejarah islam, sosok Sayyidina Umar adalah sosok yang gagah danberani. Dia tidak takut pada siapa saja yang menentangnya. Dan dia bisa membunuh siapa saja dari golongang kafir quraisy yang masuk islam, tatkala beliau masih belum diberi hidayah oleh allah untuk memeluk agama-Nya.
Ketika beliau sudah masuk islam yang tak lain karena hidayah allah SWT, kekuatan islam bertambah kuat. Yang sebelumnya mereka beribadah secara bersembunyi. Dan dengan adanya Sayyidina Umar di pihak islam kini mereka tak takut lagi ketahuan beribadah oleh orang-orang quraisy.
Apalagi ketika beliau diangkat menjadi kholifah (pemimpin pengganti Nabi) sebagai pengganti Abu Bakar as-Shiddiq r.a. Beliau sangat terkenal dengan sikapnya yang adil dan sangat bijaksana dalam menentukan, menegakkan, dan memberikan hukuman pada pelanggar. Dan satu lagi, beliau sangat merakyat terhadap orang-orang yang dipimpinnya.
Contoh kongkritnya, adalah cerita mengenai putra Sayyidina Umar sendiri, Abdullah bin Umar. Ketika anaknya mendapat godaan syetan lewat perempuan, yang asalnya memang terjebak dan difitnah. Beliau tetap tegas dan bijaksana dalam menegakkan peraturan, lebih-lebih itu yang dilarang syariat dan agama, pastilah beliau sangat tegas memberikan hukumannya. Lalu, sang anak di hukum cambuk sebanyak 80 kali, dan ada yang mengatakan 100 kali. Tapi apa yang terjadi, ternyata belum genap 80, tepatnya masih berjalan 40 cambukan, putra beliau lebih dulu meninggal karena tak kuasa menahan rasa sakit dari sebetan cambuk para algojo.
Dan beberapa waktu kemudian beliau bermimpi bahwa anaknya sudah tenang di Surga, karena ketegasan dan kebijaksanaan Sayyidina Umar.
Contoh lain, alkisah, waktu itu (masa kepimimpinan kholifah Umar r.a.) terdapat seorang janda yang hidup dijalanan dengan beberapa anak kecil yang diasuhnya. Suaminya sudah meninggal yang sama sekali tidak meninggalkan sepersen pun harta maupun tempat tinggal. Yang mereka punya hanya sehelai kain sebagai penutup di tubuh mereka yang tampak kusuh dan kusam.
Ditengah malam, anak-anaknya yang masih balita merengek karena kelaparan. Entah sudah berapa hari mereka tidak makan. Karena sudah tak ada lagi bekal yang bisa di masak. Dan tidak ada uang untuk membeli makanan. Akhirnya sang ibu hanya memasak air di dalam kendi yang dibakar di atas api. Itu adalah trik ibu agar si anak tak lagi merengek, karena mereka sangka akan segera makan karena sang ibu sudah mulai masak.
Nah, bersamaan itu pula waktu itu Sayyidina Umar sedang berkeliling kotanya untuk sekedar mengecek atau mengontrol rakyatnya. Ditengah jalan beliau melihat gumpalan asap yang bersumber dari kobaran api yang tak jauh dari tempat beliau berdiri.
Tak lama kemudian beliau menghampiri asal gumpalan asap tersebut. ternyata di sana terdapat seorang perempuan di depan kendi dan api, sementara anak-anaknya terlihat tidur pulas di sampingnya.
“Wahai Fulanah (sebutan istilah untuk perempuan), kenapa ditengah malam begini kau dijalanan ? mana suamimu ? dan mengapa juga anak-anakmu tidur dijalanan begini ? apa kamu tak punya rumah ?”. saking penasarannya beliau sampai memberondong wanita itu dengan begitu banyak pertanyaan.
“Aku memang tidak mempunyai rumah dan terpaksa hidup dijalanan seperti ini,wahai pemimpinku. Serta suamiku sudah meninggal. Dan ini aku sedang memasak air untuk anak-anak “ jawab wanita itu lugu. Ketika dilihat (oleh Sayyidina Umar) ternyata isi kendi itu hanya terlihat air yang sedang mendidih.
“Loh, kenapa kok tidak isinya ? apa kau hanya memasak air saja ?”. Tanya beliau lagi. “Iya, wahai kholifah allah. Ini untuk menenangkan mereka agar tidak merengek karena kelaparan. Mereka mendengar suara didihan air saja sudah senang. Karena berharap segera makan”. Mendengar penjelasan wanita itu hati Sayyididina Umar terenyuh dan sangat prihatin dengan rakyatnya yang satu ini.
Dan seketika itu beliau bergegas dari tempat itu, dan segera menuju ke istana. Serta langsung mengambil sekarung gandum(makanan pokok orang arab waktu itu), dan diangkat sendiri oleh beliau ke tempat wanita janda tadi. Lalu, dimasakkanlah gandum itu. Setelah itu, beliau, wanita itu, dan anak-anaknya makan bersama-sama.
Begitulah bentuk kepemimpinan beliau. Selain tegas dan bijaksana dalam menegakkan peraturan, khususnya yang berlawanan dengan syariat. Beliau juga sangat mempedulikan rakyatnya, beliau sangat merakyat, sehingga para rakyatnya sangat cinta kepada beliau. Namun, apakah para pemimpin atau calon pemimpin kita saat ini sudah atau seperti beliau ? anda semua sendirilah yang mengetahui.

0 komentar:

Posting Komentar

Kalau anda ingin Ngasi "Comment" jangan baik atau buruknya sesuatu, tapi kasihlah komentar keduanya.