Pages

Subscribe:

Rabu, 15 Juni 2016

BEREBUT MENJADI TUHAN

Sewaktu lalu sahabatku menuliskan sekelumit kata tentang jodoh, pasangan, atau apalah itu sebutannya ... opo jare sing ngarani. "Kenapa sibuk MENCARI yang sholih, sholihah ? Bukannya Sibuk MENJADI sholih, sholihah ?" Jan, bijak nwemen koncoku siji iku ncen Ha ha ha aku berpikir keras, yeah, mungkin itu pangkal nya .... tapi,ini bukan perihal jodoh, yang lain ... darurat prostisusi prasangka. _ _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ __ _ _ _ __ _ _ _ _ Entah, ini balada atau dongeng, pikiren dewe ..
Indonesia kita malang ! Kasihan Indonesiaku ! 
mungkin sebagian akhir kata kata yang kita jumpai 
setelah dengan berapi-api membaca kalimat-kalimat sebelumnya. 

"yah, itulah kita, termasuk saya." 
Kilah Gareng sambil menyebulkan asap kreteknya ... 

si petruk yang awalnya hanya mendengarkan sambil sedikit acuh menyerobot omongan gareng,  "Lah iyo reng, kenapa kita ini loh hanya sibuk MENCACI, bukan SIBUK MENJADI ... Ulaopo harus sibuk menghardik sana-sini agar MENJADI baik, menurut kacamata sendiri ?"

dia tinggalkan kapak dan bongkahan kayu itu, beradu asap dengan si gareng ... mencoba berpikir dalam, lewat sentuhan sentuhan panggilan alam .... 

 "tidak pernah berfikir ? andai kita sibuk MENJADI yang lebih baik ... indah pastinya. damai pastinya ... apa kita bisa merebut wewenang tuhan ? mustahilun. menyampaikan, memperbaiki, mengajak, itu tugas kita, bukan menjadi hakim." 

pikiran mereka seolah juga beradu, hingga tak terasa, sayup-sayup mereka tertidur saat klesetan di gubuk tengah sawah itu. anginnya memang bikin ngantuk. 

 "kecuali, jika saat kita ketuk palu itu di hadapan muka-muka maya itu ada kegiatan atau minimal kelakuan kongkrit yang MENJADI SOLUSI bagi surat putusan .. "

 dan benar saja, kedua nya memimpikan sesuatu yang sama, seolah mendapat suara-suara alam, tersentak bangun, saling pandang ... keduanya kembali menghidupkan rokok ... 

 "tapi, yah, beginilah kita .. yang sedang berlomba menjadi tuhan dinegeri dongen ini ... " ringkas gareng. 

"itu renungan kan yo reng ? bukan tudahan ?" sahut petruk sambil berlalu kembali mengadu kapak dengan biji pohon. 

 ***

0 komentar:

Posting Komentar

Kalau anda ingin Ngasi "Comment" jangan baik atau buruknya sesuatu, tapi kasihlah komentar keduanya.