Pages

Subscribe:

Jumat, 19 Maret 2010

Modern . . .

Pernahkah anda membaca Koran harian ? coba anda teliti, hampir setiap minggu atau bahkan setiap hari berita pemerkosaan selalu mewarnai kolom-kolom berita utama. Bahkan ada salah satu kasus di kota P yang diberitakan salah satu media massa terkenal seorang Bapak memperkosa anak kandungnya, malah terhitung hingga enam kali !
Dan si Bapak ketika di tanya oleh seorang wartawan media massa tersebut, mengaku bahwa lelaki yang berumur kurang lebih 35 tahun tersebut nafsu ketika melihat anaknya itu memakai pakain-pakaian yang minim (jawa:Cekak).
Kalau kita memasuki took-toko fashion yang berbau Modern pasti yang di jual di sana hanya pakain ketat nan minim. Dan hampir semua mudi-mudi di tanah air ini mengenakan pakaian tersebut, serba ketat dan minim. Ketika di Tanya mengapa mengenakan pakaian yang seperti itu, Modern katanya, sudah zamannya, dan lain sebagainya.
Nah, kalau sudah begitu kan tidak mematuhi perintah agama, mengakibatkan bahaya bagi diri sendiri. Pemerkosaan terjadi di mana-mana akibat aurat di umbar-umbar dan membangga-banggakannya. Keseksian di perjual belikan, kehormatan yang seharusnya di jaga matian-matian harus di pertaruhkan dengan sesuap makanan. Apakah itukah mudi-mudi zaman sekarang ?
Bagaimana sikap pemerintah dalam menyingkap kasus-kasus tersebut ? tidakkah mereka sadar bahwa negaranya adalah bermayoritas atau berpenduduk Muslim terbesar dan terbanyak di dunia ? tidakkah tidak berfikir jika mereka menggunakan peraturan sesusai dengan agama akan memakmurkan negeri yang sebentar-sebentar kasus korupsi, sebentar-sebentar peselingkuhan. Dan lain sebagainya . . .
Namun, ketika pelaku nikah sirri, yang jelas di sertai dengan ijab dan qobul yang mana itu di perbolehkan dalam agama di pidanakan, dan di siding ke pengadilan. Tapi, pelaku zina, postisusi yang jelas-jelas di larang keras dalam agama malah di beri jalan, dengan cara melegalkan beberapa tempat yang di gunakan untuk bisnis yang terkenal dengan sebutan bisnis esek-esek tersebut. Apakah alasan para petinggi Negara itu membuka, meresmikan, melegalkan tempat berkumpul para syetan yang membawa para manusia ke lubang kemaksiatan ?

0 komentar:

Posting Komentar

Kalau anda ingin Ngasi "Comment" jangan baik atau buruknya sesuatu, tapi kasihlah komentar keduanya.