Pages

Subscribe:

Kamis, 22 Maret 2012

Arti sebuah Rintangan

Ba’da shubuh, goresan gelitik di atas keyword menemani
Turunnya embun di pembuka hari
Sebelum mentari menjulang tinggi, belum banyak manusia berlalu lalang
Sebuah motivasi Coba ku persembahkan
Sebagai ‘wanti-wanti’ kau jalani hari-harimu kini dan nanti

***

http://hadi-salafiyah.blogspot.com
Dalam realita kehidupan yang kita jalani ini, tak luput waktu, jam, dan hari-hari kita lewati dengan berhalangakan sebuah Cobaan (ujian), siapapun itu. Dan segelintir dari kita ada saja yang putus asa menghadapi duri-duri didepannya itu. Padahal mereka tahu, tak satu-dua orang yang sukses dan berhasil melewati carang tersebut.

Mulai dari penyesalan yang tiada henti hingga stress berat melanda tak sedikit dari mereka, karena tak mampu menyelesaikan masalahnya. Bahkan ada yang nekat bunuh diri !!! Na’idzubillah Min Dzalik.

Nah sekarang, bagaimana kita berusaha menghadapi rintangan yang ada tersebut. Akankah rasa keputus asaan yang ada dalam diri ini dengan lari darinya ? Atau dengan segenggam optimisme ala pejuang 45 kita hadapi rintangan yang berupa berbagai wajah ujian dari Allah tersebut ?

“Allah tidak akan menguji seorang hamba-Nya melebihi batas kemampuannya.”. Memang betullah, kalimat (maqoolah) disamping. Bagaimana tidak ? Allah adalah Dzat yang maha segalanya, dan allah juga lebih tahu apa-apa yang akan terjadi. So, allah pun pasti tau bagaimana dan dengan apa mencoba atau menguji seorang hambanya. Dan tentunya antara satu dengan yang lainnya diantara kita berbeda bentuk ujiannya. Sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Lah kalau sudah begitu, mengapa kita harus takut akan ujian-ujian yang datangnya pasti dari allah itu? Sikap kita seharusnya selalu siap atau Stand By dalam menerima sebuah ujian yang diberikan-Nya, apapun, kapanpun dan dimanapun itu. Yaitu dengan menyiapkan kesabaran dan ketabahan yang dibarengi ikhtiyar.

Perlu digaris bawahi dan diingat. Ujian tersebut bukan hanya berupa sebuah musibah atau hal-hal yang dapat menguras kesabaran kita. Namun, ujian tersbut juga bisa juga datangnya dari kenikmatan (khususnya duniawiyah) yang allah berikan kepada kita.

Bukan berarti ujian tersebut, sebuah bencana alam atau apalah yang sejenis yang membuat hati kita sedih. Orang kaya pun, dengan semua kenikmatan yang diperolehnya bisa menjadi sebuah musibah baginya. Dalam artian, jika orang tersebut lalai dan lupa akan allah karena hartanya. Sampai dia berani meninggalkan sholat hanya karena mendahulukan hal-hal duniawinya, bukan allah yang dia kedepankan dan lebih ia cintai.

Sekarang, kita juga harus tahu, sadar serta yakin bahwa semua ujian dan segala rintangan yang diberikan allah kepada kita, semata-mata untuk kebaikannya sendiri. Akibat ataupun imbasnya juga akan kembali kepada kita.

Ujian-ujian tersebut layaknya ujian tatkala menduduki bangku sekolah. Dengan soal-soal yang diberikan panitia ujian, dapat kah kita mengerjakan dan menyelesaikannya ? Jika kita mampu menyelesaikan ujian tersebut, maka kita patut naik ke jenjang berikutnya. Jika tidak, kita harus tinggal dikelas tersebut. Ya, seperti yang jamak terjadi.

Begitu juga dengan ujian demi ujian dari allah. Mampukah kita menjaga iman kita kepada-Nya, dan akan bertahankan iman kita ketika menghadapinya. Jika kita berusaha dan terus berikhtiyar serta kesabaran berikut ketabahan sebagai tambahan bekal, maka penulis yakin kita akan lolos dari ujian tersebut, dan kita juga berhasil mengamankan dan mejaga iman kita.

http://hadi-salafiyah.blogspot.com 
Lain lagi jika dalam menghadapi ujian berupa masalah tersebut dengan jiwa yang pesimis. Ditambah, yang sering kita jumpai dikalangan banyak orang, malah menghadapinya dengan emosi, bahkan hingga berani mengadili allah. Jika demikian, maka merugilah kita. Selain kita tak lolos menjaga iman, kita pun juga akan jauh dari allah. Yakni, jauh dari Rahmat, Taufiq serta Inayah-Nya.

Dan Ingat !!! Dunia (hal-dal yang bersifat duniawiyah) akan menjatuhkan kita. Terus, terus, dan selalu terus-menerus menjatuhkan kita. Sampai kapanpun dia akan terus mengejar, mengejar, mengejar dan terus-menerus mengejar. Sampai kita benar-benar terjatuh.

Tapi, dalam menghadapi itu semua kita dipertemukan dengan dua pilihan. Terus terjatuh dalam keterpurukankah, atau kita akan bangun dan berdiri melawan sesuatu yang membauat kita jatuh teruntai-untai ?

0 komentar:

Posting Komentar

Kalau anda ingin Ngasi "Comment" jangan baik atau buruknya sesuatu, tapi kasihlah komentar keduanya.