Pages

Subscribe:

Senin, 19 Maret 2012

Bangkit Melawan Gempuran Globalisasi

Bangsa kita, indonesia, khususnya pulau jawa, memiliki kekuatan yang maha dahsyat. Dan kita tahu akan hal itu. Kekuatan yang melebihi senjata di zaman modern saat ini. Sebut saja kanuragan. Mayoritas penduduk pulau jawa khususnya, dan di seluruh tanah air umumnya, pastilah mempunyai ilmu yang kebanyakan beraliran ilmu hitam itu. Belum lagi ilmu bela diri yang sudah menjadi budaya dari nenek moyang. Kalau dibandingkan tanknya orang Israel, atau rudalnya orang Amerika, pastilah kita dapat menahannnya. Bahkan kita mampu  melawannya. Kita tinggal mengembalikan rudal yang mengarah ke negeri kita itu kembali ke tangan tuannya. Dengan apalagi kalau bukan dengan ilmu kanuragan.
Contoh, dulu sewaktu Gus Dur mau dilengserkan dari kursi kepresidenan. Seluruh pendukung Gus Dur di seluruh pelosok negeri datang ke Jakarta. Dan kebanyakan yang datang tersebut adalah orang-orang desa. Mereka berangkat dari daerah masing-masing dengan berbekal ilmu yang telah mereka miliki. Sebelum berangkat mereka terlebih dahulu mengisi diri dengan berbagai ilmu kekebabalan. Dengan cara yang bermacam-macam. Mulai dari rendam diri, bertapa, hingga pati geni. Semua disiapkan untuk menghadapi dan menahan dan melawan senjata-senjata modern yang serba canggih nan mematikan.
Sesampai di depan Senayan, ternyata GOR istimewa tersebut telah dikelilingi kawat berduri, tapi mereka sama sekali tidak takut membela Gus Dur untuk tetap duduk di kursi Kepresidenan. Untuk melewati duri-duri tersebut mereka tak perlu alat dan senjata untuk menembus dan menyingkirkannya. Cukup dengan mengeser dan melumatnya dengan tangan-tangan yang kebal terbalut kanuragan. Dengan mudah mereka menahan serangan aparat bersenjata. Peluru-peluru yang meluncur deras menuju tubuh mereka sama sekali tidak melukai mereka. Mereka benar-benar kebal !!!
Melihat kejadian di Jakarta tersebut. Amerika, Negara yang rumornnya saat ini paling berkuasa di dunia tersebut menjadi ragu-ragu menaklukkan Indonesia dengan cara berperang angkat saja. Sudah pasti mereka menebak dengan tepat apa yang terjadi dengan tentara-tentara berseragam dengan lambang USA di lengan yang mereka miliki jika menyerang dengan senjata.
Amerika pastilah mengetahui sejarah penjajahan yang terjadi di Indonesia pada masa lampau. Belanda, dengan senjata super lengkapnya mampu di pukul mundur dan terpaksa bertekuk lutut di hadapan masyarakat Indonesia yang melawannya dengan bekal “bambu runcing”. Walaupun waktu itu Indonesia bersenjata, itu hanyalah senjata yang sederhana dan sangat minim.
Para pejuang islam di Indonesia, dengan semangat di jalan Allah dan jiwa siap mati, waktu itu berperang dengan tangan nyaris kosong. Menurut coretan sejarah yang ada, diterangkan bahwa, kyai-kyai dan para ulama’ zaman dahulu, dalam menghadapi serangan tentara Belanda, hanya berpeluru biji-biji kacang hijau. Segenggam biji kacang hijau di lempar, dengan izin Allah, berubahlah menjadi tentara-tentara yang siap menahan serangan mematikan penjajah. Para pejuang tersebut tak perlu roket untuk menghancurkan pesawat tempur Belanda yang beterbangan di udara Pertiwi. Hanya melemparinya dengan kedelai, dengan izin Allah, meluncurlah kedelai tersebut bak roket dan segera menghancurkan pesawat-pesawat Belanda.
Namun, Amerika tak tinggal diam demi melancarkan serangannya kepada islam dan Negeri ini. Otak meraka putar, berkelana mencari ide, bagaimana memporak porandakan kita, khususnya ummat muslim tanpa perang angkat senjata.
-      Gempuran Amerika
Akhirnya, dengan bekal data-data dari para pelajar yang  khusus mereka sekolahkan untuk mempelajari islam, mereka menyusun beberapa strategi. Mereka menyusun beberapa aliran sekularisme untuk menyerang islam, mereka menciptakan teroris. Gawat ! mereka menemukan titik kelemahan islam.
Benar saja. Masa kian berjalan di lintasannya dengan tenang. Serangan pun mulai dilancarkan. Bukan dengan angkat senjata. Melainkan mereka memerangi otak kita ! mencuci otak kita dengan menularkan budaya-budaya barat. Film, Makanan, Pakaian, dll. Semua serangan itu mereka luncurkan bertubi-tubi. Kesemua pelosok negeri rasanya terinfeksi.
Film, mereka mulai memproduksi film yang bisa menuntun para penontonnya ke jurang kenistaan. Mampu membuat para penontonnya meniru dan melakukan adegan di dalamnya. Yang kebanyakan menyimpang dari agama dan budaya islam.
Mak`nan, yang memasuki Indonesia kini kebanyakan beraliran dan bergaya kebaratan. Kita masuk restoran, memesan makanan yang kita tidak mengetahui cara pengelolahannya. Menyimpangkah, benarkah menurut syari’at ? Kita tidak tahu ! Belum lagi cara makan yang sudah mulai modern bergaya barat. Banyak pesta kekinian yang berlangsung di gedong-gedong. Pihak Penyelenggara sama sekali tidak menyiapkan tempat duduk, hanya menyediakan tempat makanan dan minuman. Pengunjung yang datang pun makan dan minum dengan cara berdiri –yang menurut medis dapat mengganggu kesehatan-. Tapi, kita tidak menyadarinya. Kita tak tahu yang mengajarkan itu semua adalah orang-orang Amerika.
Pakaian, waduh, kalau bicara soal pakaian yang dikenakan para pemuda-pemudi Indonesia pada umumnya pastilah sangat modis nan modern. Berbagai model pakaian kebaratan digandrungi siapapun. Perempuan, hampir 75% perempuan Indonesia kini mulai tidak cangggung untuk memamerkan aurat mereka. Dengan begitu bangga mereka menunjukkan bentuk tubuhnya kepada publik. Apalagi kalau bukan melalui pakaian yang mereka kenakan.
Ironisnya, para pemudi -perempuan muslim- ikut-ikutan terhipnotis pernak-pernik tradisi kebaratan yang kian menggila. Parahnya, mereka memanipulasi pakaian mereka. Memang benar di atas kepala mereka mengenakan krudung atau penutup kepala. Namun, pakaian yang dikenakannya, aduh, sangat tidak sesuai dengan yang di atas (kerudung). Betapa tidak, masa kepala tertutup rapi dengan kerudung, tapi di bawahnya terbalut busana yang ketat. Yang sesekali melihatkan liukan tubuhnya. Kalau begitu adanya, sama saja dengan mereka yang berbusana minim. Diakui atau tidak, begitulah realitanya. Kalaupun ada yang benar-benar menutup aurat mereka, itu hanya segelintir dan relatif sangat minim
Mereka bilang itu semua MODERN !!! Ah . . . benarkah semua itu modern yang mengikuti zaman. Tidak modernlah, ketinggalan zamanlah, kampungan lah, dan lain-lain yang berakhiran-‘lah’. Itulah komentar-kometar yang meluncur dari pemuda-pemudi pada umumnya jika ditanya mengenai Film yang mereka tonton, cara berpakaian atau apa yang mereka makan dan minum tidak mengikuti trend.
Tidakkah mereka pemuda-pemudi Indonesia, yang sebagian besar penganut islam sadar ? Bukanlah yang zaman yang harus merubah meraka keluar dari ajaran agama yang mereka anut. Seharusnya agama-Nya lah yang seharusnya merubah hiruk-pikuk perkembangan zaman yang sudah mulai keluar dari ajaran agama.
Lihat saja jika dunia yang mereka jadikan majikan. Yang dengan tenangnya memperbudak melalui warna-warni dunia, kenikmatan dunia semata, dan hanya hasrat dan nafsu yang mereka pentingkan. Kejahatan terjadi di mana-mana, zina merajalela, pemerkosaan selalu mewarnai berita pagi. Belum lagi soal narkoba dan lainnya. Semua itu akan terjadi jika mereka terus dan terus hanyut dalam ajaran-ajaran ala Amerika. Tidak lama lagi kita akan kalah dalam berperang dengan Amerika, jika kita tidak segera menata diri dan menyadari akan hal itu.
The winner is Amerika ! mereka akan tersenyum kecut kepada kita yang telah diporak porandakannya tanpa harus angkat senjata.
-      Kecurangan plus Ketidaksadaran Amerika
Kalaupun Amerika memberanikan diri untuk angkat senjata untuk berperang. Mereka akan berbuat curang. Mereka akan merekayasa diri, bahwa mereka adalah bangsa yang cinta damai. Kenapa tidak ? Mereka punya segalanya, dan hal itu pun sangat mampu dilakukannya.
Contoh, mereka berdamai terlebih dahulu. Setelah itu melucuti senjata-senjata yang dimiliki target. Dan pada saatnya mereka akan menggempur habis-habisan dengan technologi dan senjata super canggih yang mereka miliki. So, mereka tidak fear. Mereka curang. Jiwa mereka pengecut.
Dengan keenceran dan kecerdasan otak mereka ciptakan technologi yang maha canggih. Apapun bisa mereka ciptakan dengan sekali pencet. Apapun bisa dihancurkannya dengan satu tombol. Hanya satu yang sulit mereka ciptakan dan mungkin tidak akan pernah bisa mereka ciptakan. Yakni kedamaian sejati nan abadi. Mereka terus-terus berperang, berperang, dan terus berperang. Melawan islam dengan kecanggihan technologi mereka, rasanya adalah hal yang mustahil. Adu domba selalu mereka ciptakan di semua tempat, pada semua Negara.
Tetapi, di balik kecerdasan dan kepiawaian mereka dalam merancang technologi, kesadaran mereka terbang melayang dan hilang. Tak sadar, bahwa tak selamanya kemenangan, keangkuhan, technologi, dan lain sebagainya berpihak pada mereka. Tidak selamanya semua itu mereka miliki !
Semuanya akan hilang. Semuanya akan musnah, seiring berjalannya waktu. Walaupun mereka tahu sejarah yang terjadi pada uni soviet dan Negara-negara lain yang merajai dunia yang pada akhirnya runtuh juga. Mereka tak sadar, dan memang tak menyadari akan hal itu.
Lihat saja, pada saatnya mereka akan hancur, mereka akan musnah, mereka akan hilang, dan pada akhirnya mereka sadar.
Namun, akankah kita larut di dalamnya. Menahan jajahan mereka. Terus menunggu sampai mereka lenyap dimakan zaman. Tidakkah kita berpikir untuk meruntuhkannya sekarang juga. Apakah Mampu ? Pastilah kita mampu asalkan kita mau. (Hadi el-Choiry)

0 komentar:

Posting Komentar

Kalau anda ingin Ngasi "Comment" jangan baik atau buruknya sesuatu, tapi kasihlah komentar keduanya.