Pages

Subscribe:

Senin, 19 Maret 2012

HP, antara Dhorurot dan Maslahat

Handphone, atau yang lebih akrab di telinga kita dengan sebutan HaPe mungkin bukan lagi hal yang istimewa di depan mata kita. Semua orang, dari berbagai kalangan dan dari berbagai bilangan umur, muda, tua, kaya, miskin, pas-pasan, mahasiswa, siswa, dosen dan lainnya pastilah mereka mempunyai alat telekomunikasi tersebut. Dari rakyat jelata yang kesehariannya berjualan bakso atau tukang becak hingga ke Pak Presiden rasanya sudah tidak bisa dilepaskan dari alat telekomunikasi bertubuh mungil itu. Mulai dari yang hanya “sekedar punya” hingga memang benar-benar kebutuhan pokok yang tak bisa dikurangi asumsinya. Itulah HP, suatu benda mini buatan manusia tersebut serasa makhluk baru yang sedang berkembang biak.
Seiring berjalanya waktu dan perkembangan zaman. HP tersebut juga berkembang. Dari tipe mau pun tingkat produksinya. Untuk menarik konsumennya, beberapa perusahan produk dalam negeri atau pun yang impor berlomba-lomba menghadirkan Vitur, desain, dan harga yang variatif dan bersaing. Dan sasaran utama dan yang paling empuk adalah kaula muda.
Ya, saat ini HP mungkin ibarat belahan nyawa dari para kaula muda. Setiap waktu, setiap detik, di mana pun dan ke manapun jari mereka pasti asyik menari-nari di atas keypad. Ada yang telponan, SMS-an, BB-an, dan yang sekarang paling digemari, FB-an. Semua aktifitas tersebut bisa dilakukan pada benda bertubuh kerempeng alias tipis tersebut.
Tak hanya itu, ketika mereka jenuh dengan aktifitas sehari-hari, mereka juga bisa merileksisasi diri dengan HP itu pula. Musikan (mendengarkan musik), nonton film, nge-game, dan lain sebagainya. Semua program itu terkemas dalam lahan seukuran rumah semut.
Namun, sadarkah kita atau paling tidak sempat terbesitkah di pikiran kita tentang manfaat dan akibat dari HP itu sendiri. Tak perlulah kita menjelaskan panjang lebar untuk hal itu, sudah menjadi rahasia umum, banyak masyarakat, terutama kaula muda menyalahgunakan HP itu kepada hal-hal yang negatif.
Nonton adegan-adegan –maaf- porno yang tidak beretika dan layaknya hewan. Mengoleksi foto-foto syur. Dengan itu, otak mereka menjadi kotor dan mulailah kelakuan mereka terkotori oleh kekotoran otaknya sendiri. Pelaku perzinaan, pemerkosaan, penipuan, dan lain-lain juga bisa menghampiri siapa pun yang memiliki HP, terutama kaulan muda. Tentunya jika menyalahgunakan HP itu sendiri.
Padahal, kalau kita mau memanfaatkan barang tersebut untuk hal-hal yang lebih bermanfaat, itu sangat baik sekali. Kita gunakan HP itu untuk menyebarkan da’wah lewat sms, misalnya. Menyebar semangat-semangat juang islam terutama untuk kaum muda. Bukan malah menyebarkan isu-isu yang tidak jelas, apalagi isu-isu yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, dengan kecanggihannya, kita bisa update ceramah atau siraman rohani dari para da’i-da’i maupun para ustadz dan kyai. Daripada nonto yang begituan ?
Dengan kecanggihannya pula, seharusnya kita, terutama para pemuda muslim, memanfaatkan HP tersebut sebagai alat atau media untuk menyebarkan kebaikan atau amar ma’ruf dan mengingkari kemungkaran atau nahi mungkar. Bukanya malah dengan alat tersebut kita bisa terjerumus ke arus syaiton yang terkutuk.
Coba kalau HP itu kita buat untuk menonton film-film islami atau da’wah, bukan untuk melihat film –maaf- porno. Coba kalau kita memanfaatkannya untuk menyebarkan kebaikan atau amar ma’ruf, bukan SMS-an yang aneh-aneh dan buang-buang waktu, dengan perantara HP itu sendiri beribu-ribu atau mungkin berjuta-juta kemanfaatan pasti kita raih. Bukan malah celaka yang melanda.
Jalbul Mashoolih wadar’ul mafaasid {Mengambil kemanfaatan(nya) dan meninggalkan atau membuang kerusakan(nya)}. Dalam konteks islam, dalil di samping (jalbul mashoolih wa dar’ul mafaasid) merupakan sebuah kaidah atau patokan atau dasar hukum-hukum Islam. Itulah salah satu bentuk belas kasih dari Allah SWT. Apa pun itu jika bermanfaat, terutama bagi agama (mashlahatul ummah), bolehlah kita mengambilnya (menggunakanya). Dan kalau hal itu buruk dan tidak bermanfaat, apalagi membuat celaka, maka kita harus menjauhi atau membuangnya jauh-jauh.
Sejatinya, HP itu sendiri adalah sebuah media telekomunikasi, yang dengannya kita bisa lebih mudah berhubungan antara satu sama lain. Layaknya kita sebagai makhluk sosial yang perlu sebuah komunikasi. Tujuannya selain agar pekerjaan menjadi ringan, adalah agar membentuk sebuah tali silaturrahim yang erat, rapat, dan utuh tanpa ada halangan rentan waktu dan tempat.
Bukan malah sebagai media untuk ajang pengrusakan moral pemuda-pemudi, terutama pemuda islam. Mulai saat ini, mari kita bukan lebar-lebar pikiran kita betapa bahagia para kaafirin yang menghasut dan berusaha menggepur agama kita, jika kita sendiri terjebak tipu muslihat dan akal daya mereka. Itu tidak bisa dipungkiri lagi, karena bukan senjata yang mereka gunakan, melainkan sebuah media. Ya, media bernama HP, salah satunya. Karena di situ, semuanya ada. TV, Radio, MP3 Player, Movie Player, Browsing, dan lain sebagainya. Yang kesemuanya merupakan media atau senjata utama mereka agar kelakuan mereka bisa ditiru.
Kalau bukan dari diri sendiri, dan memulianya dari sekarang juga, lalu siapa dan kapan ? Relakah agama kita yang teramat jelas kebenarannya dan agama yang diridloi-Nya ini tercemari oleh media-media itu? Apakah moral-moral pemuda islam terus-terusan di bawah norma keprimanusiaan akibat pesona kecanggihan media ? So, pilihan dan jawabannya ada pada anda semua. Wallahu a’lam bis showab.

0 komentar:

Posting Komentar

Kalau anda ingin Ngasi "Comment" jangan baik atau buruknya sesuatu, tapi kasihlah komentar keduanya.